Investasi Rp712 Triliun Antre Masuk
Kamis, 29 November 2012 – 09:34 WIB

Investasi Rp712 Triliun Antre Masuk
JAKARTA--Indonesia bagai magnet kuat yang terus menarik minat investor. Investor domestik maupun luar negeri pun kini berbondong-bondong antre menanamkan investasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Chatib Basri mengatakan, saat ini sudah ada banyak sekali rencana investasi oleh para investor yang tengah diproses di BKPM atau sedang dalam proyek pengerjaan (pipeline). "Yang di-pipeline cukup besar, sampai USD 75 miliar (Rp 712 triliun)," ujarnya dalam seminar di Jakarta, Rabu (28/11).
Baca Juga:
Rencana investasi sekitar Rp 712 triliun tersebut sebagian diproyeksi akan mulai terlaksana pada 2013. Sedangkan sebagian lainnya diperkirakan baru akan terlaksana pada 2014 atau 2015. "Untuk 2013, realisasinya mungkin sekitar USD 40 miliar (Rp 380 triliun), itu sudah jadi tabungan investasi kita," kata pria yang biasa disapa dengan nama Dede itu.
Perusahaan apa saja yang akan masuk? Chatib mengatakan, dirinya tidak hafal satu per satu karena jumlahnya yang begitu banyak. Namun, dia menyebut bahwa perusahaan pertambangan memegang porsi sekitar 30 persen. "Selain itu, ada pula rencana investasi di industri semen, farmasi, kimia, transportasi, serta manufaktur," sebutnya.
JAKARTA--Indonesia bagai magnet kuat yang terus menarik minat investor. Investor domestik maupun luar negeri pun kini berbondong-bondong antre menanamkan
BERITA TERKAIT
- Shandy Purnamasari Bawa 100 Orang Jalan-Jalan ke Spanyol
- Hadir di Sharing Series IDSurvey, Wamen BUMN Sampaikan Hal Penting ini
- Umroh.in dan Maghfirah Travel Berkolaborasi Menawarkan Program Umrah Cerdas
- Kara dan Tetra Pak Perkuat Dukungan bagi Pedagang Keliling di Yogyakarta
- Kasus eFishery Jadi Alarm, IPO Bisa Jadi Solusi Tata Kelola yang Baik
- Komisi XII DPR Puji Langkah Strategis Pertamina untuk Capai Target di 2025