Investasi Seret, Sektor Tambang Terancam

Investasi Seret, Sektor Tambang Terancam
Investasi Seret, Sektor Tambang Terancam
Jika sektor ESDM terkena imbas, lanjut Simon, ini juga akan berdampak pada perekonomian nasional. Sebab, sektor ESDM selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia saat terjadi krisis pada 1998. ''Sektor ini juga menyumbang penerimaan negara dalam jumlah yang luar biasa besar,'' katanya. Tahun lalu, sektor ESDM menyumbang penerimaan negara hingga Rp 208,09 triliun.

Apa solusinya? Dia mengakui, seretnya pendanaan berpotensi menurunkan minat investor. Karena itu, pemerintah harus membuat iklim investasi menjadi lebih menarik dan kondusif. ''Misalnya, dengan mempermudah prosedur investasi,'' sebutnya.

Dia mencontohkan beberapa investasi di sektor ESDM sampai saat ini masih tertunda. Misalnya, PT Dairi Prima menunggu Keppres soal penambangan bawah tanah, PT Meares Soputan terhambat karena salah paham antara Departemen ESDM dan Pemprov Sulut. Investasi PT Jogja Magasa Mining saat ini juga belum jalan karena kontrak karyanya masih tahap penyelesaian pendapat fatwa hukum dari Depkum dan HAM.

Untuk sektor panas bumi, kata Simon, beberapa lokasi menanti peningkatan status dari penyelidikan pendahuluan ke eksplorasi. Syaratnya, harga patokan listrik dapat direvisi. Misalnya, harga patokan listrik di Sumatera Selatan disamakan dengan wilayah lain di Sumatera. Demikian juga IPP Sarula dan lain saat ini menunggu penyesuaian harga listrik PLN.

JAKARTA - Gejolak perekonomian global, yang dipicu krisis finansial di AS, berpotensi mengancam investasi sektor pertambangan energi dan sumber daya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News