Investasi Tiongkok di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?

Investasi Tiongkok di Industri Nikel Bernilai Miliaran Dolar, Bagaimana Kondisi Pekerjanya?
Ada ribuan orang bekerja di kawasan industri nikel di sejumlah lokasi di Indonesia. (Foto: Riza Salman)

Adam mengatakan keputusan terkait kesehatan dan keselamatan pekerja Indonesia di lokasi pabrik nikel dikendalikan oleh perusahaan Tiongkok yang memiliki lokasi tersebut.

Menurutnya pemerintah Indonesia perlu mereformasi sistem tersebut untuk meningkatkan kondisi keselamatan pekerja.

"Ketika tim keselamatan [pemerintah] menganalisis potensi bahaya di lapangan dan suatu pekerjaan dianggap berisiko tinggi, pekerjaan tersebut harus dihentikan sementara sementara kami mengelola aspek pengendaliannya," kata Adam.

"Tetapi kami tidak dapat melakukan itu karena kami dihadang oleh tim keselamatan [perusahaan] dari Tiongkok. Mereka mengatakan kami mengganggu produksi."

Ketika ABC mengunjungi sebuah pasar di Kendari, dekat lokasi operasional beberapa pabrik peleburan nikel di Sulawesi Tenggara pada bulan September, pekerja Indonesia juga mengangkat masalah upah yang lebih rendah padahal melakukan pekerjaan yang sama dengan pekerja asal Tiongkok.

Pada bulan Februari, Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Morowali membenarkan penduduk lokal dan asing mendapat gaji berbeda untuk peran yang sama.

Sultan Sutrismat, yang pernah bekerja di perusahaan pengolahan nikel hingga baja tahan karat di Morosi, mengatakan perbedaan gaji tersebut cukup besar dan berharap sistemnya diubah agar lebih setara.

VDNI dan anak perusahaan lain dari Jiangsu Delong Nickel Industry mempekerjakan hampir 20.000 pekerja lokal antara tahun 2018 dan 2022, menurut pemerintah setempat.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok berinvestasi miliaran dolar untuk industri nikel di Indonesia lewat program Belt and Road

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News