Investasi USD 1 Miliar Tunggu Insentif
Siap Bangun Kilang Minyak, Kuwait Tagih Komitmen
Sabtu, 23 April 2011 – 18:18 WIB
Evita menyebut, keberadaan insentif sangat dibutuhkan untuk mendorong pembangunan kilang di Indonesia. Sebab, jika akan sulit jika hanya mengandalkan pendanaan dari Pertamina. "Investor minta insentif karena mereka juga mendapatkan insentif di negara lain seperti China (Tiongkok, Red) dan Vietnam," ucapnya.
Sebenarnya, pembahasan mengenai insentif kilang sudah dimulai sejak 2008. Saat itu, Luluk Sumiarso yang menjabat sebagai Dirjen Migas mengusulkan insentif bagi industri kilang. Pembahasan insentif sudah melibatkan Kementerian ESDM, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Pertamina, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan. Namun hingga kini, pembahasan tersebut belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, pembangunan kilang atau refinery menjadi salah satu program utama. Hingga 2014, Pertamina menargetkan penambahan dua kilang baru, yakni ekspansi kilang Balongan dan Cilacap. "Ini sangat penting untuk mengamankan pasokan BBM dalam negeri," ujarnya.
Saat ini, Pertamina memiliki enam kilang dengan kapasitas produksi 1,031 juta barel per hari yakni Dumai, Riau, 170.000 barel per hari, Plaju, Sumsel, 118.000 barel per hari, Cilacap, Jateng 348.000 barel per hari, Balikpapan, Kaltim, 260.000 barel per hari, Balongan, Jabar, 125.000 barel per hari, dan Kasim, Papua Barat, 10.000 barel per hari. Namun, kebutuhan BBM di dalam negeri sudah mencapai 1,3 juta barel per hari, sehingga Indonesia harus terus mengimpor BBM.