Investor Aset Kripto Waspadai Hal Ini Ya! Jangan Sampai Lengah

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom menilai menanjaknya minat terhadap aset kripto untuk alternatif investasi tak lepas dari pengaruh pandemi Covid-19.
Institute for Development of Economics dan Finance (Indef) mengingatkan para investor untuk mewaspadai proyeksi aset digital itu saat kondisi membaik.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menilai lesunya ekonomi menjadikan peminat investasi di bidang obligasi dan saham berkurang.
"Orang bisa saja kembali ke investasi obligasi, saham, dan lainnya. Kalau aset kripto tidak bonafit mungkin akan ditinggalkan," kata saat diskusi daring, Kamis (24/6).
Menukil laporan tahunan anggota fintech Indonesia, Eko mengakui aset kripto memang mengalami pertumbuhan pesat sejak 2013 hingga 2021.
Pada Februari 2021, tercatat ada 4.501 unit aset kripto di dunia. Angka itu, naik 1.684 unit dibandingkan 2019 yang berjumlah 2.817 unit.
"Bappebti mencatat hingga Maret 2021 total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp 126 triliun," ujar Eko.
Selain itu, Eko juga menyoroti sifat aset kripto yang sangat fluktuatif.
Ekonom menilai menanjaknya minat terhadap aset kripto untuk alternatif investasi tak lepas dari pengaruh pandemi Covid-19.
- DRX Token Diluncurkan, Bamsoet Sebut Potensi Jadi Aset Kripto Terkemuka di Indonesia
- DRX Token Diluncurkan, Kepala Bappebti: Aset Kripto Lokal Kebanggaan Indonesia
- Awas, Pemegang Kripto Harus Waspada pada Perang Dagang AS vs China
- Ini Perbedaan Mata Uang Fiat & Bitcoin
- Pintu Academy Ulas Perbedaan Uang Digital dengan Bitcoin
- Harga Bitcoin yang Terkoreksi Bisa jadi Peluang Investasi Jangka Panjang