Investor Asing Ramai-Ramai Garap Pasar Kuliner Surabaya

Selain itu, bisnis kuliner kini telah berkembang dari sekadar tempat menghilangkan lapar dan dahaga menjadi gaya hidup.
”Konsekuensinya, pebisnis makanan kini tidak hanya mengandalkan rasa masakan, tetapi juga menjual atmosfer,” imbuhnya.
Di pusat perbelanjaan di Surabaya, kontribusi stan kuliner mencapai 30 persen.
Sedangkan yang tertinggi masih stan fashion yang proporsinya mencapai 60 persen.
Sisanya aneka kebutuhan lain, termasuk alat-alat rumah tangga.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengakui pertumbuhan industri kuliner di Jawa Timur terdongkrak oleh pembukaan kafe dan restoran di pusat perbelanjaan.
Karena itu, peluang kafe dan restoran, termasuk dari luar negeri, untuk ekspansi terbuka lebar.
”Dari segi investasi memang menguntungkan, asalkan mereka juga menyerap tenaga kerja lokal,” jelasnya.
Perusahaan kuliner asing beramai-ramai melakukan ekspansi ke Surabaya.
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Gubernur Jateng Tawarkan Langsung Investasi kepada 100 Investor dari 5 Negara
- Jangan FOMO Investasi Emas, Sebelum Tahu Soal Ini
- Pembangunan Jateng Andalkan Investasi, Gubernur Ahmad Luthfi: Tingkatkan Pelayanan
- Prabowo Sebut Pemerintah Qatar Bakal Investasi USD 2 Miliar untuk Danantara
- Bitcoin Jadi Peluang Investasi Jangka Panjang di Tengah Krisis Global