Investor Belum Tertarik Tanam Modal di Bisnis Mal

jpnn.com, BALIKPAPAN - Investor ternyata belum menganggap Kalimantan Selatan sebagai pasar yang seksi untuk bisnis mal.
Hingga kini tenant nasional sulit diajak masuk ke Kaltim. Hal itu tidak lepas dari harga batu bara yang anjlok beberapa waktu lalu.
“Sulit sekali sekarang mengajak tenant masuk. Alasan mereka masih menunggu. Kalaupun mau, itu harus franchise,” kata Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kaltim Aries Adriyanto, Selasa (26/3).
Dia menambahkan, banyak tenant nasional yang masuk ke Balikpapan merupakan franchise.
“Harga untuk satu brand biasanya Rp 12-15 miliar paling murah,” tutur Aries.
Dia menjelaskan, ketika batu bara berjaya, Kaltim sangat menarik di mata investor, khususnya yang bergerak di bidang bisnis mal.
Tidak heran dulu banyak tenant yang mau masuk. Sekarang justru satu per satu tenant mulai angkat kaki.
Misalnya, Farmers Market yang kinerja penjualannya pada 2012 mampu tumbuh di atas 30 persen.
Investor ternyata belum menganggap Kalimantan Selatan sebagai pasar yang seksi untuk bisnis mal.
- Maratua Run 2025: Perkenalkan Surga Tersembunyi Kaltim Lewat Olahraga
- Monev KIP 2024: Pemprov Kaltim Raih Predikat Informatif 5 Kali Berturut-turut
- Haris Azhar Minta Perusahaan Tambang Batu Bara yang Serobot Lahan Patuhi Hukum
- 102 Formasi PPPK 2024 di Daerah Ini Belum Terisi
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai
- Kasus Suap Seleksi PPPK Batu Bara, 5 Terdakwa Divonis 1 Tahun Penjara