Investor Masih Malas Bangun Kilang
Senin, 23 Mei 2011 – 02:12 WIB
Usulan tambahan insentif telah diajukan dua kali yaitu pada 2008 dan 2010. "Usulan insentif kilang sudah dikirim 2008 ke Menkeu, belum ada respon. Tapi kemudian dengan rencana Pertamina bekerja sama dengan Kuwait (membangun kilang), kita kirim lagi permintaan tambahan insentif," jelas Evita.
Ia menjelaskan, Kuwait menginginkan tambahan insentif karena pada saat yang sama, mereka membangun kilang di Vietnam. Negara tersebut mengharapkan agar insentif yang diperolehnya di Indonesia, sama atau mirip dengan insentif yang diperolehnya dari Vietnam. "Itu (tambahan insentif) ternyata lebih banyak dari yang kita ajukan dulu," ujarnya.
Terhadap usulan tambahan insentif yang dikirimkan Kementerian ESDM untuk kedua kalinya itu, Kementerian Keuangan telah meminta perguruan tinggi untuk melakukan kajian. "Jadi Kemenkeu sudah do something. Cuma kajiannya belum selesai. Seharusnya akhir Mei ini selesai," kata Evita.
Insentif yang diajukan tersebut meliputi pajak, bea masuk peralatan untuk membuat kilang dan katalis. Kapasitas kilang minyak yang beroperasi di Indonesia saat ini mencapai 1.155,6 MBSD. Ini berarti masih ada defisit sekitar 360 MBSD dari kebutuhan dalam negeri. Untuk mengatasinya, diperlukan sekitar 2 kilang baru yang masing-masing berkapasitas 200 MBSD.
JAKARTA - Para investor kakap hingga saat ini belum tertarik merealisasikan untuk membangun kilang. Dari sekitar 20 izin mendirikan kilang
BERITA TERKAIT
- Harga Minyakita Tak Naik di Semua Daerah, Ah Masa?
- Dukung Industri dalam Negeri, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas PLB ke Perusahaan Ini
- Gandeng LAPI ITB, Pertamina Patra Niaga Gerak Cepat Investigasi Kualitas Pertamax
- Mendag Klaim Harga Minyakita Bakal Turun Pekan Ini
- Mendag Budi Santoso Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Menyegel SPBU Nakal di Sleman
- Optimalisasi MCP untuk Kemajuan Sektor Maritim Nasional, BKI Gelar FGD