IPAL Pabrik Ultra Jaya Over Kapasitas
Tunggu Penggunaan Alat Baru
Jumat, 03 September 2010 – 13:21 WIB
Agus pun menambahkan, rencananya, pihak PU Jabar akan mencari solusi terhadap hal itu, dengan membuat demplot pengolahan limbah. "Proses perbaikan keretakan bak aerasi akibat force major ini harus dikerjakan secepatnya. Untuk sementara, pengolahan limbah di IPAL lama tetap dilakukan, sambil menunggu perbaikan IPAL yang baru," papar Lilly pula.
Baca Juga:
Sementara itu, Yahya (50), salah seorang warga Kampung Bunisari RT 01/06 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, mempertanyakan kualitas air kompensasi yang diberikan ke warga selama ini. Menurut dia, ketika air itu dipanaskan dalam
panci, meninggalkan bekas kerak berwarna kuning. Bahkan, jika diusapkan ke pakaian, menimbulkan bekas noda berwarna kuning.
"Saya tidak berani meminum air itu, karena khawatir efek sampingnya. Saya pakai air itu untuk nyuci atau mandi saja. Tapi kalo untuk minum, saya beli air galonan. Namun bagi warga yang tidak mampu, ya, terpaksa minum air itu," ujarnya.
Salah seorang guru SDN Bunisari, Tatang Suryana (43), juga mengaku pernah mengecek air kompensasi yang diberikan PT Ultra Jaya ke warga dan ke sekolah itu, dengan alat tes elektrolit. Hasilnya, air yang berwarna hitam pekat itu diketahui penuh dengan kandungan kalsium, zat besi, serta zat lainnya yang membahayakan tubuh.
NGAMPRAH - Menyusul adanya keluhan puluhan guru dan ratusan murid SDN Bunisari soal bau limbah busuk PT Ultra Jaya, pihak Kantor Lingkungan Hidup
BERITA TERKAIT
- Harimau Sumatra Memangsa Ternak Milik Warga di Pesisir Barat Lampung
- Selamat, Pemprov Jateng Raih 3 Penghargaan Pengelolaan Keuangan Daerah
- Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi Singkawang Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
- Ada Potensi Bencana Akhir Tahun, Basarnas Menyimulasikan Gedung-Gedung di Jakarta Runtuh
- Rampok Berpistol Ditangkap di Musi Rawas, Begini Kronologinya
- Penganiayaan Dokter Koas, Ini Alasan Polisi Periksa Lady Aurellia dan Ibunya di Polsek, Oalah