Ipang Mendorong Masyarakat Sipil Menentang Penundaan Pemilu

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mendorong masyarakat sipil menentang penundaan pemilihan umum (pemilu).
Pengamat politik yang akrab disapa Ipang itu menilai perlu ada agenda perlawanan sipil terhadap wacana penundaan pemilu atau penambahan masa jabatan presiden.
Sebab, lanjut dia, agenda penundaan pemilu merusak demokrasi di Indonesia dan cacat bawaan secara konstitusi.
"Perlu digelorakan perlawanan sipil untuk menumbangkan kepentingan para oligarki yang tak ingin pestanya cepat berakhir, tidak mau turun tahta dari jabatannya yang sudah dibatasi atau diatur konstitusi, yakni 2 periode selama 10 tahun," kata Ipang dalam keterangannya, Kamis (17/3).
Menurut dia, wacana penundaan pemilu membahayakan tatanan dan mengganggu siklus negara demokrasi.
Dia menegaskan konstitusi sudah jelas mengatur tentang pembatasan masa jabatan presiden.
Menurutnya,pembatasan jabatan presiden menjadi salah satu ciri khas utama yang membedakan sistem demokrasi dengan otoritarianisme.
"Sebelumnya, jabatan presiden tidak dibatasi konstitusi. Konsekuensi logisnya, Soeharto bisa tujuh kali pemilu menjabat presiden," pungkas Ipang. (mcr9/jpnn)
Ipang mendorong masyarakat sipil untuk bergerak menentang penundaan pemilu dan penambahan masa jabatan presiden.
Redaktur : Boy
Reporter : Dea Hardianingsih
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Besok, Mahasiswa Surabaya Bersama Masyarakat Sipil Gelar Aksi Tolak UU TNI
- Ahmad Rofiq Optimistis Partai Gema Bangsa Bisa Jadi Peserta Pemilu 2029
- Sampaikan Laporan saat Rapur, Komisi II Punya 10 Catatan soal Evaluasi Pimpinan DKPP
- Peliknya Hukum Pidana Pemilu
- Pengamat: Pilkada Barito Utara Berjalan Baik, Sesuai Aturan yang Belaku