Ipar SBY Akui Elektabilitasnya Rendah
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Prabowo menyadari bahwa elektabilitasnya masih rendah. Hal ini menurut Pramono, disebabkan karena dia kurang dikenal masyarakat.
"Perkara di bawah atau di atas kita ikuti perkembangan berikutnya. Orang belum kenal karena belum menampakan diri," kata Pramono usai mengikuti prakonvensi di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta, Rabu (28/8).
Ia enggan berkomentar apakah dirinya layak atau tidak menjadi seorang calon presiden. "Kalau layak dibilang geer, kalau tidak layak dibilang psimis. Saya serahkan ke rakyat," tambahnya.
Bukan hanya elektabilitas Pramono yang kurang menggembirakan, elektabilitas Partai Demokrat juga tidak begitu bagus. Karena itu, Pramono yang menjabat anggota dewan pembina PD akan berupaya untuk menaikan elektabilitas partainya. Salah satunya dengan cara membina kader Demokrat.
"Sesuai jabatan saya sebagai anggota dewan pembina, saya akan membina kader Demokrat supaya bisa memberikan keyakinan kepada rakyat agar bisa dipilih. Saya akan kumpulkan semua kader Demokrat dan melakukan komunikasi," kata Pramono.
Adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono ini menyatakan kesiapannya untuk ikut konvensi. Meski begitu dia belum memiliki tim sukses. Namun setelah mendapat undangan, Pramono akan secepatnya membentuk tim sukses.
"Saya belum bisa menentukan namun setelah pemanggilan ini saya akan memanggil dari mana saja baik itu dari partai maupun teman main," kata Pramono. (gil/jpnn)
JAKARTA - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Prabowo menyadari bahwa elektabilitasnya masih rendah. Hal ini menurut Pramono,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan