Ipar SBY jadi KSAD, Yakin Bukan Nepotisme
Rabu, 29 Juni 2011 – 19:40 WIB
JAKARTA - Dosen Pascasarjana Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, Dr Umar Syadat Hasibuan mengatakan, langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih Letnan Jenderal Pramono Edi Prabowo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), tidak perlu dipolitisir. Staf khusus Mendagri Gamawan Fauzi itu yakin, proses penunjukan Pramono sudah melalui prosedur baku. Soal hubungan kekeluargaan, ujarnya, dalam tradisi sejarah TNI tidak signifikan untuk menunjang karir prajurit. "Prestasi, komitmen dan loyalitas prajurit terhadap NKRI adalah yang utama. Jadi soal hubungan kekeluargaan yang sekarang santer disangka banyak orang tidak menentukan karir prajurit," tegas Umar.
"Saya melihat faktor adik ipar bukanlah hal yang menentukan bagi SBY untuk memilih Pramono jadi orang nomor satu di Angkatan Darat. Prosesnya jelas yakni mengacu pada track record, kinerja dan profesionalitas Pramono selaku prajurit TNI," tegas Umar Syadat Hasibuan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (29/6).
Baca Juga:
Menurut Umat, dibanding karir dan jenjang kepangkatan di institusi sipil, maka kompetisinya jauh lebih ketat di internal TNI. "Di TNI, seluruh kiprah prajuritnya terekam secara sentralisasi di pusat data Mabes TNI. Termasuk data selama menjalani pendidikan, semuanya tercatat rapi," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Dosen Pascasarjana Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, Dr Umar Syadat Hasibuan mengatakan, langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BERITA TERKAIT
- KepmenPANRB 16 Tahun 2025: Jam Kerja & Masa Kontrak PPPK Paruh Waktu
- Poin-poin Penting KepmenPANRB 16 Tahun 2025 tentang PPPK Paruh Waktu, Ada soal Gaji
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Rencana Caretaker Karang Taruna DKI Selenggarakan TKD Dinilai Cacat Legal
- Siap Hadapi Retreat dari Prabowo, Khofifah: Supaya Tidak Monoton
- Sehari MenPAN-RB Terbitkan 3 Regulasi tentang PPPK & Paruh Waktu, Cegah Demo Honorer?