IPW Desak DPR Panggil Kapolri

IPW Desak DPR Panggil Kapolri
IPW Desak DPR Panggil Kapolri
JAKARTA - Ketua  Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap banyak kejanggalan dan keanehan tentang penetapan dan penangkapan Komjen Pol Susno Duadji. "Seharusnya polisi mendahulukan kasus yang diungkap Susno. Yakni kasus Gayus,"katanyanya saat dihubungi kemarin (10/5).  Padahal, lanjut Neta, dalam kasus Gayus ada dua jenderal polisi yang disebut-sebut terlibat. Yakni Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Radja Erizman. Tapi keduanya belum di proses.

   

Dia mempertanyakan mengapa Polri malah mendahulukan kasus PT Salma Arowana Lestari (SAL) yang sebenarnya juga diungkap Susno. "Saya yakin ini sebagai aksi balas dendam. Karena dia (Susno, Red) sudah banyak menyeret perwira-perwira polisi yang nakal," ujarnya.

   

Menurutnya ini adalah upaya kriminalisasi dan pembunuhan karakter Susno. Padahal Susno adalah orang yang berupaya membersihkan institusinya dari oknum-oknum nakal yang menggerogoti tubuh Polri. Kata Neta, penangkapan ini bisa membuat polisi yang memiliki jiwa reformis menjadi takut untuk mengungkap ketidakberesan di institusinya. "Mau jadi apa Polri kedepannya kalau perwiranya hanya orang-orang yang yes men (istilah menyebut orang-orang penurut, Red)," imbuhnya.

   

Dia melanjutkan, prosedur penetapan tersangka itu sangat aneh. Pasalnya, Susno datang dengan kesadaran sendiri berdasarkan surat panggilan sebagai saksi. Selain itu Susno juga sangat kooperatif menjawab semua pertanyaan penyidik. Alat bukti yang digunakan untuk menjerat Susno juga sangat minim. Hanya berdasarkan keterangan para saksi yang dianggap prematur. "Penangkapan ini sangat konyol dan mengada-ada," tegas Neta.

   

JAKARTA - Ketua  Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menganggap banyak kejanggalan dan keanehan tentang penetapan dan penangkapan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News