IPW: Korban Paling Menderita Kenaikan BBM adalah Polisi

IPW: Korban Paling Menderita Kenaikan BBM adalah Polisi
IPW: Korban Paling Menderita Kenaikan BBM adalah Polisi
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau kepolisian tidak terprovokasi maupun memprovokasi sejumlah aksi unjukrasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan dilakukan berbagai elemen masyarakat pada Senin, (17/6). Polisi diminta hanya untuk mengawal, bukan dengan melakukan aksi kekerasan.

"Contohnya di UKI Jakarta dan sejumlah demo di Makassar,  korban mahasiswa lebih banyak dari polisi. Seharusnya polisi cukup mengawal saja," kata Presidium IPW Neta S Pane di TIM, Jakarta, Minggu (16/6).

Dia menyatakan kepolisian jangan sampai terseret kepentingan penguasa semata. Melainkan menjalankan tugasnya untuk mengamankan unjukrasa secara umum.

Lanjut Neta, sebenarnya korban paling menderita akibat kenaikan harga BBM adalah polisi. Menurutnya, gaji polisi sangat kecil sedangkan dengan kenaikan harga BBM maka kebutuhan mereka meningkat. "Akibatnya ya pungli jadi merajalela di polantas dan reserse," sambungnya.

JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mengimbau kepolisian tidak terprovokasi maupun memprovokasi sejumlah aksi unjukrasa tolak kenaikan harga bahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News