IPW Salahkan Polisi di Konflik OKU
Gampang Menembak dan tak Transparan
Jumat, 08 Maret 2013 – 09:33 WIB
Penyebab yang kedua, Polri menurut Neta, diduga tidak bertindak cepat dan transparan dalam menuntaskan kasus penembakan terhadap anggota TNI yang melakukan pelanggaran lalulintas di OKU. Sehingga membuat keluarga dan teman-teman korban marah, kemudian menyerbu dan membakar Polres OKU.
Baca Juga:
Neta melihat dari kasus ini menunjukkan para pejabat Polri di Sumsel tidak peka terhadap kasus sensitif yanng bisa memicu konflik. "Jika sikap, prilaku dan kinerja seperti ini terus dibiarkan oleh Mabes Polri, dipastikan konflik antara polisi dengan TNI maupun dengan masyarakat akan terus terjadi. Jika konflik-konflik tersebut terjadi, jangan salahkan masyarakat maupun anggota TNI," ujarnya.
Untuk itu Neta menilai Polri harus mau introspeksi dan berbenah diri serta memecat anggotanya yang memang salah. Selain itu, Polri menurutnya juga perlu introspeksi diri dan segera menghentikan aksi-aksi koboi yang dilakukan anggotanya.
Sebagaimana diketahui, Kamis (7/3) pagi, sekitar Pukul 08.00 WIB, Mapolres OKU di Jalan S Parman Nomor 1 Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dirusak dan dibakar sejumlah oknum TNI berseragam lengkap. (gir/jpnn)
JAKARTA - Mabes Polri dinilai perlu segera mencopot Kapolres Ogan Komering Ulu (OKU) dan Kapolda Sumatera Selatan, pascapembakaran Polres OKU. Langkah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan