Iran Akan Terima Kembali Pencari Suaka yang Gagal Jadi Pengungsi di Australia

Ia menuturkan, "Kami tahu bahwa wartawan terus dicegah dari melakukan pekerjaan mereka, kami tahu bahwa orang-orang dieksekusi karena menjadi gay.
"Ini adalah negara yang memiliki catatan hak asasi manusia cukup buruk, sehingga Anda akan memerlukan beberapa jaminan yang sangat kuat bahwa orang-orang itu akan aman saat kembali," imbuhnya.
Iran juga ditekan untuk memastikan program rudal
Menlu Bishop mengatakan, ia juga mempertanyakan Dr Mohammad tentang program balistik-rudal Iran selama pertemuan tersebut.
Korps Pengawal Revolusi Islam baru-baru ini melakukan uji coba penembakan beberapa rudal dalam sebuah langkah yang dilihat sebagai tantangan untuk resolusi PBB dan kesepakatan nuklir tahun 2015, yang membuat Teheran setuju untuk menghentikan program atomnya sebagai pertukaran untuk pencabutan sanksi ekonomi.
Dr Mohammad mengatakan, ia meyakinkan Menlu Bishop bahwa rudal itu tak akan digunakan untuk menyerang negara-negara lain.
"Kami tak akan menggunakan rudal-rudal tersebut terhadap siapa pun kecuali untuk membela diri. Dan kami menantang mereka yang mempertanyakan program rudal kami untuk membuat pernyataan yang sama -hanya untuk membuat pernyataan yang sama bahwa mereka tak akan menyerang negara-negara lain," terangnya.
Pasangan ini juga membahas kerja sama untuk meningkatkan perdagangan dan pergerakan melawan kelompok ISIS dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya.
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Pemerintah Federal Iran akan menyambut kembali para pencari suaka yang gagal untuk mendapatkan status pengungsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia