Iran
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Protes nasional itu telah menewaskan ratusan orang akibat tindakan keras aparat keamanan.
Protes itu merupakan salah satu tantangan paling berani terhadap para pemimpin ulama Iran sejak Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan monarki Syah Iran.
Keputusan untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan bukan pertama kalinya ditunjukkan oleh timnas Iran untuk menunjukkan dukungan kepada para pengunjuk rasa.
Akhir September lalu, timnas Iran memakai jaket hitam untuk menutupi warna seragam negaranya dalam pertandingan persahabatan melawan Senegal.
Sebelum terbang ke Doha untuk tampil di Piala Dunia 2022, timnas Iran bertemu dengan Presiden Ebrahim Raisi.
Pertemuan itu tidak berjalan baik dan para pengunjuk rasa membakar spanduk tim menjelang turnamen.
Tim sepak bola pantai, polo air, dan bola basket Iran baru-baru ini juga menolak menyanyikan lagu kebangsaan.
Menjelang pertandingan melawan Inggris, beberapa pendukung Iran di Qatar juga memberi isyarat dukungan untuk para pengunjuk rasa di tanah air.
Inggris fokus ke pertandingan dan meninggalkan politik, sementara Iran kehilangan fokus karena isu politik.
- Bar LGBT di Jaksel Terbongkar Berawal dari Keributan, Sudah Setahun Beroperasi
- Shin Tae Yong Berpesan Setelah Didepak PSSI: Semoga Indonesia Lulus ke Piala Dunia
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- STY Dipecat, Semoga Penggantinya Bisa Bawa Indonesia ke Piala Dunia
- STY Dipecat PSSI, Legislator Pencinta Sepak Bola: Ibarat Petir Pas Siang Hari Cerah
- Iran Akhirnya Membuka Akses ke WhatsApp dan Google Play