Iraq Ajak RI Investasi Migas
Bank Enggan Kucurkan Dana
Sabtu, 11 Oktober 2014 – 01:03 WIB
Selain migas, dia mengungkapkan, pengusaha Indonesia juga bisa menjadi investor di sektor kelistrikan. Sayangnya, peluang tersebut masih terkendala soal jaminan investasi. Sebenarnya, pengusaha Indonesia sempat mengikuti lelang proyek pembangkit listrik berkapasitas 60 megawatt (mw) dan 2 ribu mw. Tapi, mereka gagal kualifikasi tender karena tidak ada perbankan yang bersedia memberikan dana jaminan.
Chief Engineer Head of Economic Department Ministry of Oil Iraq Basim Ibraheem Dawood mengungkapkan, pihaknya memang sedang berusaha melakukan pembangunan. Namun, hal tersebut diakui sulit setelah 40 tahun mengalami masa peperangan dan embargo. ''Uang kami masih di bawah tanah. Kami pun tidak memiliki dana untuk membawanya ke atas. Kami membutuhkan lebih dari USD 1 triliun untuk mencapai target 7 juta bph,'' ungkapnya.
Sayangnya, skema kerja sama yang ditawarkan masih berupa kontrak fee based. Artinya, investor bakal mendapat dana USD 6 untuk setiap barel yang diproduksi. Dengan kata lain, kepemilikan minyak berada di tangan pemerintah. ''Kami mempersilakan investor asing untuk bekerja sama dengan perusahaan minyak nasional Iraq atau mereka mau mengelola sendiri,'' imbuhnya. (bil/c5/agm)
JAKARTA - Industri minyak dan gas bumi (migas) internasional terus bergeliat. Bukan hanya Indonesia, negara Timur Tengah pun masih sibuk mencari
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bank bjb Raih Digital Banking Award 2024 dari Investortrust
- Re.Search Gelar Puncak Acara Innovation Lab 2024
- BNI Emerald Center Manjakan Nasabah Premium dengan Konsep Baru
- Perusahaan Tambang Harus Memberikan Dampak Positif Kepada Masyarakat
- PPN 12 Persen Menunggu Keputusan Presiden Prabowo
- Penyaluran Kredit dan DPK BTN Meningkat, di atas Pertumbuhan Rata-rata Nasional