Irjen Fakhiri Berharap Pemilu Selanjutnya di Papua Tak Pakai Sistem Noken Lagi

jpnn.com, JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengharapkan sistem noken atau ikat dalam pemilu tidak digunakan lagi pada pemilu selanjutnya.
Abiturien Akpol 1990 itu beralasan sistem noken dalam pemilu di wilayah hukumnya kerap memicu konflik.
"Saya berharap pemilu berikut ikat noken itu berhenti," ujar Fakhiri di Jayapura pada Jumat (16/2/2024) siang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), noken merupakan tas tradisional Papua. Bahan noken dari serat kayu.
Sistem noken atau ikat telah dilaksanakan dalam beberapa pemilu di pedalaman Papua.
Dalam pemilu, noken berfungsi sebagai pengganti kotak suara maupun calon tertentu. Dengan sistem noken, pemungutan suara tidak dilakukan secara one man one vote.
Biasanya ketua suku atau tetua adat yang dipercaya untuk menggunakan hak suara warganya.
Fakhiri pun menganggap sistem yang diadopsi dari kearifan lokal itu justru sering menimbulkan gesekan.
"Bagi (pembagian suara) ini yang jadi pokok persoalan sehingga terjadi gesekan, seperti di Puncak Jaya. Hal ini sudah saya ingatkan saat safari pemilu di Papua Tengah dan Papua Pegunungan," katanya.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menilai sistem noken dalam pemilu di wilayah hukumnya kerap memicu konflik.
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB
- Polri Kerahkan Armada Udara untuk Cari Korban Pembantaian KKB di Yahukimo
- Polri Kerahkan Pesawat dan Helikopter Mencari Korban Pembantaian KKB
- Komnas HAM Kecam KKB yang Bunuh Pendulang Emas di Papua
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda