Irjen Teddy Minahasa Ditangkap, Pengamat Menduga Ada 'Perang Bintang' di Internal Polri
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menduga ada persaingan faksi di internal Polri dalam pengungkapan kasus narkoba yang menjerat Irjen Teddy Minahasa Putra.
"Terlepas pengungkapan kasus tersebut tak menutup kemungkinan juga karena persaingan faksi-faksi di internal," kata Bambang kepada JPNN.com, Sabtu (15/10).
Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu mengatakan asumsi yang muncul di ruang publik di tengah penangkapan Irjen Teddy Minahasa ialah adanya perang bintang di lingkup Korps Bhayangkara.
"Asumsi yang muncul di publik bukankah begitu (perang bintang, red) setelah muncul bagan Konsorsium 303 dan bagan-bagan yang lain," ujar Bambang.
Bambang mengatakan penangkapan terhadap Irjen Teddy Minahasa karena kualitas anggota Polri.
"(Irjen Teddy jenderal bintang dua pertama ditangkap karena narkoba, red) Artinya begitulah kualitas kader pemimpin Polri," ujar Bambang.
Menurut Bambang, Irjen Teddy Minahasa hanyalah satu contoh keterlibatan perwira tinggi dalam sebuah kejahatan narkoba.
"Terkait dengan Konsorsium Judi 303 sampai sekarang belum ada yang terungkap. Belum lagi pada bidang-bidang lain seperti illegal mining , investasi bodong maupun kejahatan kerah putih atau lingkungan yang belum mendapat sorotan masyarakat," pungkas Bambang Rukminto. (cr3/jpnn)
Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menduga ada persaingan faksi di internal Polri dalam pengungkapan kasus narkoba yang menjerat Irjen Teddy Minahasa Putra.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama
- Perayaan HUT YBB Berlangsung Meriah, 5 Kapolri Senior Hadir
- Polda Riau Tanam Jagung di Kampar, Irjen Iqbal: Polri Berkomitmen Dukung Ketahanan Pangan Nasional
- Ombudsman Berikan Predikat A Hijau untuk Polres Banyuasin
- Innalillahi, Yusri Yunus, Jenderal Periang Tutup Usia
- 53 Sumur Minyak Ilegal di Kawasan Tahura Batanghari Ditertibkan
- Propam Diminta Usut Total Kasus DWP di Semua Lingkaran Polri