Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
Tekanan Bola Mata Meninggi karena Banyak Menangis
Senin, 09 Januari 2012 – 01:51 WIB
Janice, seorang ilmuwan masyhur untuk ilmu liberal arts, juga selalu meminta dosen-dosen Irma yang lain memahami kondisinya. "Saat itu saya masih bisa melihat samar, terutama kalau cahaya terang. Nah, Dr Janice selalu meminta lampu-lampu di perpustakaan dinyalakan terus jika saya sedang belajar di sana," ujarnya.
Irma terdiam sejenak dan menghela napas. Terharu.
Irma lulus Desember 2003, tapi dia baru pulang ke Indonesia 2005. Dia lantas menjadi guru privat bahasa Inggris untuk kalangan tidak mampu dengan gratis alias tanpa dibayar.
Kondisi matanya semakin memburuk. Jika dulu masih bisa melihat dengan kacamata walau samar, sekarang sudah semakin gelap. Tapi, ayahnya yang pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak di Houston, Texas, AS selalu menyemangati Irma. "Everything will be alright (semua akan baik baik saja)," ujar Irma menirukan bisikan semangat sang ayah.
Nikmat penglihatan Irma dicabut perlahan sejak SD hingga benar-benar hilang empat tahun lalu. Namun, kondisi buta total tak menghalanginya menjadi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala