Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia

Tekanan Bola Mata Meninggi karena Banyak Menangis

Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
    

Janice, seorang ilmuwan masyhur untuk ilmu liberal arts, juga selalu meminta dosen-dosen Irma yang lain memahami kondisinya. "Saat itu saya masih bisa melihat samar, terutama kalau cahaya terang. Nah, Dr Janice selalu meminta lampu-lampu di perpustakaan dinyalakan terus jika saya sedang belajar di sana," ujarnya.

Irma terdiam sejenak dan menghela napas. Terharu.

    

Irma lulus Desember 2003, tapi dia baru pulang ke Indonesia 2005. Dia lantas menjadi guru privat bahasa Inggris untuk kalangan tidak mampu dengan gratis alias tanpa dibayar.

    

Kondisi matanya semakin memburuk. Jika dulu masih bisa melihat dengan kacamata walau samar, sekarang sudah semakin gelap. Tapi, ayahnya yang pernah bekerja di sebuah perusahaan minyak di Houston, Texas, AS selalu menyemangati Irma. "Everything will be alright (semua akan baik baik saja)," ujar Irma menirukan bisikan semangat sang ayah.

Nikmat penglihatan Irma dicabut perlahan sejak SD hingga benar-benar hilang empat tahun lalu. Namun, kondisi buta total tak menghalanginya menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News