Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia

Tekanan Bola Mata Meninggi karena Banyak Menangis

Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
    

Tuhan memanggil ayah tercintanya pada Desember 2007 dengan diagnosis kanker. "Saya sangat dekat dengan ayah, saya sedih sekali waktu itu. Tiap hari selalu menangis," katanya.

    

Karena kesedihan dan tangis itu, tekanan bola mata Irma meninggi, hingga 53. Ukuran normalnya maksimal 20. Dokter di RS Mata Aini Jakarta menyarankan agar operasi lagi untuk mengurangi tekanan. "Saya minta tunggu 40 hari setelah meninggalnya ayah," katanya.

    

Namun, karena Irma sudah 17 kali dioperasi, tidak ada lagi lubang untuk mengurangi tekanan mata."Dokter menawarkan Ahmed Implan, yang dipasangkan di bola mata. Tapi, ini juga hasilnya tak bisa digaransi," katanya.

    

Suatu malam, di sekitar peringatan Valentine Day (14 Februari) 2008, Irma membuka perban matanya. Tapi saat dicoba dibuka, tak terlihat apapun. "Hanya cahaya," katanya. Ketika dia coba pakai kacamatanya, sama saja. "Semuanya terlihat terang," katanya.

Nikmat penglihatan Irma dicabut perlahan sejak SD hingga benar-benar hilang empat tahun lalu. Namun, kondisi buta total tak menghalanginya menjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News