Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia

Tekanan Bola Mata Meninggi karena Banyak Menangis

Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
Irma Hikmayanti, Pencetus English Competition Pertama untuk Tuna Netra Indonesia
    

Irma tahu, saat itu telah tiba. Sejak kecil, dia sudah diwanti-wanti dokternya agar siap untuk kondisi terburuk. Buta total. "Saya raba ponsel, waktu itu belum ada program talks, saya hafalkan saja keypad, saya sms adik di Amerika. Isinya singkat call me," tuturnya.

    

Beberapa detik, Mila langsung telpon. Keduanya menangis sesenggukan. Kesedihan Irma memang berganda, kehilangan ayah yang sangat disayang, dan kehilangan penglihatan. Mereka saling menguatkan.

    

Bulan Mei 2008, Irma dan ibunya pergi ke Yayasan Mitra Netra. Dia belajar orientasi dari nol menjadi seorang tuna netra. Mulai cara berjalan dengan bantuan tongkat, mengetik dengan komputer bicara, dan belajar braile.

    

Karena kemampuan bahasa Inggris Irma yang sangat fasih, mulai 2009, Irma mengajar di Mitra Netra. Konsepnya sama persis dengan orang normal. Mulai belajar grammar, reading, listening, maupun conversation. "Saya gunakan lagu-lagu karena memang tuna netra biasanya lebih tajam pendengarannya," kata Irma.

Nikmat penglihatan Irma dicabut perlahan sejak SD hingga benar-benar hilang empat tahun lalu. Namun, kondisi buta total tak menghalanginya menjadi

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News