ISC Pertamina Diragukan
Kamis, 16 Oktober 2008 – 19:42 WIB

ISC Pertamina Diragukan
JAKARTA - Efektifitas dan transparansi mekanisme impor minyak mentah diragukan bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan bersama. Keraguan itu muncul karena institusi yang menjamin pelaksanaan hal tersebut yakni Integrated Supply Chain (ISC) dibentuk olek Pertamina sendiri tanpa melibatkan pihak luar. Penilaian tersebut disampaikan oleh dua serikat pekerja (SP)pertamina masing-masing SP Pertamina (SPP) dan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Angket DPR, di Senayan Jakarta, Kamis (16/10). Dalam rapat dengar pendapat tersebut kedua pimpinan serikat pekerja ini yang masing-masing Ugan Gandar (Ketua FSPPB) dan Abdullah Shodik (Ketua SPP) menilai adanya badan pengawas internal baru ini akan memunculkan hal baru berupa tumpang-tindah pengawasan dengan lembaga pengawas internal yang sudah ada sebelumnya di Pertamina. Menurut Shodik, pembentukan ISC tidak akan berpengaruh besar menekan inefisiensi di Pertamina. "Orang-orang yang terlibat adalah orang baru yang masih diragukan pemahamannya dalam dunia perminyakan," katanya. Pembentukan ISC yang akan bertanggungjawab langsung kepada direksi Pertamina bukan solusi terbaik mengatasi carut-marut tata niaga perminyakan di Indonesia karena independensi badan itu tidak terjamin. "Lebih baik dibentuk badan yang bisa independen dari pihak luar," katanya. Selain itu, dia mempertanyakan mengapa ISC itu baru dibentuk pada saat DPR telah membentuk panitia angket untuk menyelidiki tata niaga minyak nasional dan juga menjelang Pemilu 2009. "Kita harapkan dengan hak angket yang bergulir di DPR ini akan membuka semua persoalan yang ada," katanya. Hal senada juga disampaikan Ugan yang menilai pembentukan lembaga ini akan menimbulkan tumpang tindih. Ia menyarankan lebih baik satuan pengawas yang sudah ada diperkuat, sehingga kinerjanya bisa lebih baik, kerja satuan pengawas ini masih dipertanyakan. Terkait dengan keberadaan ISC?, ia menyambut baik, namun harus bisa membuktikan kinerjanya dalam memperbaiki efisiensi di Pertamina. "Ini akan tergantung dari tenaga-tenaga operasional yang terlibat, jika diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten maka akan sia-sia. Jangan sampai ISC menjadi badan superbodi dari direksi.," ujarnya. Sementara Ketua Panitia Angket DPR, Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya sejauh ini terus menampung semua masukan yang diberikan dari berbagai pihak yang terkait. Dengan adanya masukan dari serikat pekerja ini. Pihaknya berencana akan melakukan rapat internal pekan depan untuk mempertajam permasalahan yang sudah diterima terkait dengan kebijakan pemerintah menaikan BBM. "Kita akan mempertajam materi yang ada agar angket BBM lebih fokus," tegasnya. (Fas)
Baca Juga:
JAKARTA - Efektifitas dan transparansi mekanisme impor minyak mentah diragukan bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan bersama. Keraguan itu muncul
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Polda Jateng Terapkan Strategi Aglomerasi Dalam Mengelola Arus Mudik & Balik Lebaran 2025
- Hadapi Arus Mudik, Jasa Marga Patroli Lubang & Genangan di Tol Semarang-Batang 24 Jam
- Dedi Mulyadi Segera Teken Pergub, Larang Alih Fungsi Lahan Perkebunan & Pertanian untuk Cegah Bencana
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji
- KM 346 Tol Semarang-Batang jadi Titik Lelah Pemudik, Istirahatlah
- Senator Abraham Liyanto Sosialisasikan Empat Pilar MPR RI Kepada Pemerintah Desa di Provinsi Sulut