Iseng, Pria Berpakaian Santa Tanam Bom Pipa di Tempat Sampah
Minggu, 21 Desember 2014 – 14:01 WIB
Kepolisian Victoria mengamankan dua alat peledak buatan yang diyakini dibuat oleh sekelompok orang yang menggunakan pakaian Santa di Kota Bendigo, Victoria. Kedua bom buatan itu telah dinon-aktifkan oleh pasukan penjinak bom. Kepolisian Victoria memastikan bom buatan tersebut tidak terkait dengan terorisme hanya tindakan lelucon iseng yang membahayakan.
Temuan ini berawal dari laporan masyarakat di Hargreaves St, Bendigo, setelah salah satu bom itu meledak dan membuat tong sampah hancur terbakar di luar sebuah gedung perpustakaan sekitar pukul 03.00 dini hari. Tim penjinak bom juga menemukan alat peledak ketiga - yang digambarkan sebagai bom pipa yang telah dimodifikasi didalam sebuah wadah atau kontainer di Chancery Lane, Bendigo pada sekitar 2:30 dini hari Minggu (21/12). Tim penjinak bom dari kepolisian Victoria menggunakan robot untuk menonaktifkan bom pipa itu. Juru bicara Kepolisian Victoria mengatakan unit penjinak bom telah membersihkan tempat kejadian. Seorang ahli kimia dikirimkan untuk menyelidiki kebakaran di lokasi kejadian. Seorang pria berusia 24 tahun dari Maiden Gully menyerahkan diri kepada polisi pada Minggu sore. Pria ini merupakan salah satu dari sekelompok orang yang berpakaian Santa pada Sabtu malam di lokasi ditemukan bahan peledak. Sebelumnya, salah satu petugas dari Kepolisian Victoria, Steve Rainy mengatakan petugas berusaha untuk berbicara dengan kelompok tersebut. "Kami sangat ini berbicara dengan sekelompok anak muda yang berpakaian Santa dan mengunjungi sejumlah tempat tadi malam, dan terlihat berada di sekitar kawasan Jalan Hargreaves pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari,"kata Sersan Rainy.said. "Mereka tentunya adalah orang yang hendak kami mintai keterangab untuk membantu penyelidikan kami," Tidak ada warga yang terluka dalam insiden ledakan tersebut, yang oleh polisi dipastikan berasal dari alat peledak buatan. "Salah satu alat peledak kami temukan dalam kondisi belum diledakan bentuknya seperti pipa kecil dengan benang di kedua ujungnya, mungkin panjangnya tiga atau empat inci, terbuat dari produk yang mudah didapatkan di kota, "kata Sersan Rainy. Dia menambahkan bahwa bom yang kemungkinan tindakan kebodohan daripada terorisme. "Kami pikir itu adalah busur yang sangat panjang untuk menarik apapun aspek terorisme dari apa yang kami temukan di sini hari ini, selain pembangunan perangkat dan apa itu dan bagaimana hal itu dilakukan tampaknya lebih kebodohan dari beberapa tujuan maksud dengan penyebab, "dia mengatakan. Dia menambahkan bom itu tampaknya lebih merupakan aksi bodoh saja bukan terorisme. "Sejauh daru yang kami temukan dan selidiki, Insiden ini jauh dari kemungkinan merupakan bagian dari tujuan tindakan terorisme, selain itu alat peledak itu juga terbuat dari alat yang sederhana. jadi tampaknya ini lebih merupakan tindakan bodoh saja dari seseorang yang mencoba membuat lelucon," katanya. "Ini hanya kebodohan yang benar-benar kelewatan, apalagi di saat orang hendak bersiap merayakan Natal," "Anda pasti heran, mengapa ada orang yang terlintas dipikirannya untuk membuat lelucon iseng pada Sabtu malam dengan menggunakan alat peledak semacam ini, tidak peduli mereka anak-anak atau bukan," "Potensi kerusakan terhadap bangunan maupun bahaya yang ditimbulkan dari tindakan mereka ini sangat mengerikan,"
Baca Juga:
Kepolisian Victoria mengamankan dua alat peledak buatan yang diyakini dibuat oleh sekelompok orang yang menggunakan pakaian Santa di Kota Bendigo,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat