ISIS Coba Musnahkan Warga Yazidi, Para Perempuan ini Bertahan Hidup dalam Kekhalifahan

Ahmad juga mengakui bahwa ada seorang budak Yazidi yang tinggal di rumahnya, tapi dia diperlakukan "seperti anak perempuan" dan dia adalah milik putranya yang sudah meninggal.
Sarab dan Tayseer membantah keterangan ini. Keduanya menuduh ditahan oleh Mohammed Ahmad, bukan oleh putranya.
Saat ditemui oleh ABC News di penjara, Ahmad membantah tuduhan kedua perempuan Yazidi itu, termasuk tuduhan pemerkosaan.
"Itu cuma tuduhan, sama sekali tidak benar," katanya
Dia sekarang mengaku bahkan tidak pernah melihat budak Yazidi milik putranya.
Tuduhan terhadap perempuan Australia
Korban selamat Yazidi lainnya, yang minta namanya disebut "S" saja, mengaku menyaksikan seorang perempuan Australia menahan seorang gadis Yazidi berusia 10 tahun.
Perempuan Australia itu menyebut tahanannya dengan nama "Huda".
S menceritakan dia ditahan sebagai budak tak jauh dari rumah para penculik Huda di Raqqa dan dipaksa untuk tinggal selama dua bulan dengan keluarga itu.
Dua perempuan Yazidi menuduh seorang warga negara Australia telah memperbudak mereka saat tinggal di wilayah yang dikuasai kelompok teroris ISIS
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia