ISIS Coba Musnahkan Warga Yazidi, Para Perempuan ini Bertahan Hidup dalam Kekhalifahan

60 orang Australia terkait ISIS
Kepolisian Federal Australia menyebutkan saat ini ada sekitar 60 pria dan perempuan Australia di Irak dan Suriah yang terkait dengan kelompok teroris ISIS.
Banyak yang telah mendekam dalam penjara di Suriah, dijaga Pasukan Demokrat Suriah yang didukung Amerika Serikat.
Pemeritah AS dan otoritas Kurdi mendesak negara-negara yang warganya di penjara agar mengambil mereka kembali.
Lebih dari 2.000 penyintas Yazidi – termasuk Sarab – telah memberikan kesaksian terperinci tentang dugaan kejahatan yang dilakukan oleh gerombolan ISIS. Pengakuan itu disampaikan kepada Yazda, sebuah organisasi non-pemerintah yang mengadvokasi orang Yazidi.
Meskipun belum ada penuntutan hukum di Australia, Yazda telah membantu Pemerintah Jerman mengadili anggota ISIS yang dipulangkan dengan tuduhan kejahatan terhadap orang Yazidi.
"Setiap orang harus didakwa dan diadili berdasarkan kejahatan yang mereka lakukan," kata direktur advokasi hukum Yazda, Natia Navrouzov.
"Memang hal ini sulit bagi Australia karena kejahatan dilakukan jauh dari sana, tapi kami di sini dan LSM lain, juga UNITAD dari PBB yang mendokumentasikan kejahatan ISIS - tersedia untuk berbagi bukti jika dibutuhkan," jelasnya.
Sarab kini menjadi adalah advokat vokal untuk komunitas Yazidi.
Dua perempuan Yazidi menuduh seorang warga negara Australia telah memperbudak mereka saat tinggal di wilayah yang dikuasai kelompok teroris ISIS
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia