ISIS Coba Musnahkan Warga Yazidi, Para Perempuan ini Bertahan Hidup dalam Kekhalifahan

Dia berharap kesaksiannya suatu hari akan digunakan untuk menuntut Mohammed Ahmad dan mengadilinya sehingga tuduhan tersebut dapat diuji di pengadilan.
"Saya tidak ingin kasus Yazidi dilupakan, saya tidak ingin mereka melupakan saya, Tayseer atau orang lain dalam penahanannya," katanya.
Dia menyatakan siap untuk menjadi saksi jika Ahmad diadili di Australia.
Disekap selama lima tahun
Berbicara dari penjara minggu ini, Mohammed Ahmad mengatakan dia ingin pemerintah Australia menghubunginya bersama tahanan Australia lainnya, untuk memberi tahu rencana pemerintah tentang masa depan mereka.
Dia mengaku kondisi dalam penjara sangat buruk dan penahanannya yang berkepanjangan harus diakhiri.
"Kami tinggal di dalam kamar tanpa apa-apa, selama lima tahun. Tidak ada buku, tidak ada game, tidak ada TV, tidak ada apa-apa," ujarnya.
"Hanya kamar kosong, dan kami hanya diberi makan dan tidur. Itu saja. Ini sangat tidak manusiawi," tambah Ahmad.
"Saya adalah warga negara Australia. Bagaimana situasi kami? Jika akan diadili, oke, mari adili kami. Tapi atas dasar apa? Apa yang telah kami lakukan?"
Dua perempuan Yazidi menuduh seorang warga negara Australia telah memperbudak mereka saat tinggal di wilayah yang dikuasai kelompok teroris ISIS
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia