ISIS Indonesia Berangkat via Malaysia dan Turki

ISIS Indonesia Berangkat via Malaysia dan Turki
ISIS Indonesia Berangkat via Malaysia dan Turki

jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak 56 Warga Negara Indonesia diduga sudah bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, mereka diduga berangkat ke Syria lewat Malaysia dan Turki. Sebab, rute itu dianggap lebih mudah.

"Kalau berangkat kan bisa masing-masing menuju Malaysia dan Turki. Itu rutenya yang dianggap lebih mudah kan visanya on arrival, jadi mereka rata-rata pake jalur itu," ujar Boy di Mabes Polri, Selasa (19/8).

Kendati demikian, Boy mengatakan tidak ada kerjasama Polri dengan Malaysia maupun Turki untuk melarang WNI yang berangkat lewat jalur tersebut. "Tidak ada. Soalnya kan konteks itu dilihat dari negara masing-masing, karena prinsipnya setiap warga negara bebas bepergian kemana-mana," kata Boy lagi.

Dia mengatakan, kalau WNI pergi melalui pintu negara lain tentu susah terdeteksi. Bisa saja orang Indonesia yang selama ini bermukim di luar negeri, akhirnya ikut-kutan. "Kita berharap itu tidak terjadi," paparnya.

Dalam konteks ini pula, Boy menganjurkan kepada WNI lebih baik untuk tidak bepergian, karena melanggar hukum.

Boy mengakui memang belum mendapatkan satu persatu data siapa saja ke 56 WNI tersebut. "Kita secara detil satu per satu belum dapat datanya. Mungkin terdeteksi di Kementerian Hukum dan HAM, karena di sana ada imigrasi," kata Boy.

Diketahui sudah ada empat WNI yang bergabung ISIS, diduga tewas karena bom bunuh diri di Irak.

Hanya saja Boy ogah membeberkan nama empat WNI tersebut. "Nama sudah dapat, tapi kepastiannya belum. Karena kita belum tahu jenazahnya dibawa kemana. Tapi, yang jelas ada info meninggal empat orang," kata Boy lagi. (boy/jpnn)

JAKARTA - Sebanyak 56 Warga Negara Indonesia diduga sudah bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News