ISIS: Menyebar Cepat, Ancam Keamanan Negara Barat

ISIS: Menyebar Cepat, Ancam Keamanan Negara Barat
ISIS: Menyebar Cepat, Ancam Keamanan Negara Barat

Selain pemeluk Syiah, warga Iraq pemeluk agama kepercayaan Yazidi turut menjadi target utama pembantaian IS. Setelah menguasai Kota Sinjar Minggu (3/8), mereka membantai etnis minoritas Yazidi yang mayoritas berdomisili di kota tersebut.

Sebanyak 50 ribu penduduk Yazidi berhasil melarikan diri ke pegunungan. Namun, nasib mereka tidak lebih baik. Sebab, mereka hanya membawa bekal seadanya. Cuaca panas yang mencapai 42 derajat Celsius membuat anak-anak tewas kelaparan dan kehausan.

Jumat (8/8) bantuan makanan dan obat-obatan baru bisa dikirim tentara AS. Bantuan tersebut dijatuhkan dari atas pesawat tempur AS. "Bantuan itu datang tepat waktu," ujar juru bicara Kementerian Daerah Terpencil Satar Nawrouz.

Melalui website miliknya, IS mengklaim telah menguasai 17 kota di Iraq. Kondisi itu menjadi pencapaian yang luar biasa. Sebab, kelompok tersebut baru beraksi pada Juni lalu.

Artinya, mereka dalam waktu dua bulan berhasil menggandakan pasukan berkali-kali lipat. Posting ajakan bergabung untuk membentuk negara Islam dilancarkan para petinggi IS. Yang disasar biasanya anak-anak muda dan penduduk asing yang otaknya sudah dicuci. Negara-negara muslim di dunia menganggap IS sebagai teroris dan musuh.

Salah satu mantan anggota IS pada BBC mengungkapkan bahwa kebrutalan IS bukan hanya pada musuh, tetapi juga anggotanya. Pada awal rekrutmen, IS akan bersikap manis.

Namun, begitu mangsa sudah masuk, mereka akan berubah menjadi sadis. Hanya ada dua pilihan yang diberikan kepada anggota baru. Yakni, ikut bergabung atau dibunuh.

"Filosofi IS adalah jika melawan, kamu akan dibunuh. Jika bergabung, kamu bekerja, menuruti perintah, dan di bawah kekuasaan IS dalam kondisi apa pun," kata pria yang namanya tidak mau disebutkan untuk alasan keselamatan tersebut.

ISLAMIC State in Iraq and Syria (ISIS) yang berganti nama menjadi Islamic State (IS) baru muncul awal Juni lalu. Berawal dari sekitar 80 militan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News