Islamofobia
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Upaya aktivis Islam untuk menghidupkan Partai Masyumi tidak diizinkan oleh Soeharto.
Para pembantu terdekat Soeharto memprakarsai gerakan intelijen untuk menghancurkan kekuatan Islam politik.
Salah satu yang paling legendaris adalah perburuan terhadap anggota-anggota organisasi Komando Jihad, sebuah organisasi yang diduga diciptakan oleh intelijen untuk mendiskreditkan Islam politik.
Paruh pertama kekuasaan Soeharto ditandai dengan kebijakan yang sangat represif terhadap Islam.
Soeharto memanfaatkan ABRI sebagai tulang punggung kekuasaannya sekaligus sebagai kekuatan untuk meredam Islam politik.
Soeharto ialah maestro dalam menjaga keseimbangan politik.
Dia menjaga semua kekuatan-kekuatan politik supaya tetap berada pada kontrolnya.
Situasi berubah pada 1990-an ketika ABRI mulai gerah terhadap kebijakan Soeharto, terutama setelah anak-anak Soeharto berbisnis dan mendapatkan banyak konsesi dan monopoli.
Mahfud MD menegaskan bahwa Islamofobia, atau ketakutan terhadap Islam, tidak ada di Indonesia.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada