Islamofobia
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Soeharto dengan cepat mengendus perubahan sikap ABRI itu.
Maka Soeharto segera berpaling kepada Islam dan memainkan kartu lama untuk menjaga keseimbangan.
Di lingkungan ABRI pun terjadi faksionalisasi dengan munculnya ‘’ABRI Hijau’’ dan ‘’ABRI Merah Putih’’.
Soeharto kemudian mengizinkan berdirinya ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) di bawah kepemimpinan B.J Habibie.
ICMI pun menguasai birokrasi sehingga disebut sebagai ‘’birokrasi ijo royo-royo’’.
Pepatah politik mengatakan, ‘’You can do anything with bayonet except sit on it’’, kamu bisa melakukan apa saja dengan bayonet kecuali duduk di atasnya.
Soeharto akhirnya tidak bisa mempertahankan kekuasaannya dengan ujung bayonet, dan akhirnya terguling oleh Gerakan Reformasi 1998.
Pada separuh era Pemerintahan Soeharto, Islam dimarjinalisasi, dan pada separuh masa kekuasaan berikutnya Soeharto memberi ruang gerak yang lebih luas kepada Islam.
Mahfud MD menegaskan bahwa Islamofobia, atau ketakutan terhadap Islam, tidak ada di Indonesia.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada