Islamofobia
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Dalam panggung dramaturgi wajah depan Jokowi adalah seorang demokrat, tetapi di panggung belakang terlihat wajah lain yang oleh John Kean disebut sebagai ‘’new despotism’’.
Pemerintahan Jokowi menjadikan Islam politik sebagai hantu yang diburu bersama-sama dan dijadikan sebagai histeria nasional.
Dengan alasan hantu Islam itu, Jokowi membubarkan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan FPI (Front Pembela Islam), tanpa melalui sidang pengadilan.
Perburuan terhadap para tersangka teroris dan persekusi terhadap radikalisme dan intoleranisme menjadi hantu yang dihidupkan untuk menjustifikasi tindakan yang tidak demokratis.
Sebutlah itu islamofobia atau bukan, tetapi ‘’what is in the name?’’ Apa arti sebuah nama, kalau dalam esensinya adalah menghantukan politik Islam. (*)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Mahfud MD menegaskan bahwa Islamofobia, atau ketakutan terhadap Islam, tidak ada di Indonesia.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
- Simak Penilaian Gibran tentang Didit Prabowo, Begini
- Lihat yang Dilakukan Gibran saat Mudik ke Solo, Paten!
- Pak Luhut Sudah ke Rumah Jokowi di Hari Pertama, Ada Kompol Syarif
- NasDem Menghormati Jika Jokowi Pilih Gabung PSI
- Hasil Survei Cigmark Tentang Ketua Wantimpres, Setia Darma: Jokowi Cocok dan Layak
- Apakah Jokowi Akan Bergabung dengan PSI? Begini Analisis Pakar