Ismail Marzuki Masih Bersyukur Atas Musibah Amputasi Kaki di Melbourne
Padahal Ismail saat itu sebenarnya hanya transit karena dia sebelumnya bekerja di sebuah kapal angkutan minyak yang berlabuh di Geelong, sekitar 1 jam dari Melbourne.
"Sebelumnya kami hendak dipulangkan dari Singapura, tapi karena kapal itu tujuan akhirnya adalah Geelong, maka kami diminta untuk terus sampai ke Australia dan baru pulang dari sana," kata Ismail yang sekarang berusia 37 tahun.
Photo: Ismail Marzuki dengan kaki palsu yang membantunya untuk berjalan dengan normal (Foto: ABC, Sastra Wijaya)
Empat tahun enam bulan kemudian, Ismail kembali lagi ke Melbourne di awal Desember 2018. Dia akan mencoba kaki palsu baru dan memperbaiki kursi roda listriknya yang rusak.
"Semua biaya perawatan sampai saya meninggal dunia nanti ditanggung oleh TAC (Traffic Accident Commision) Australia. Jadi apapun permaasalahan yang saya hadapi akan saya konsultasikan ke pengacara yang kemudian menghubungi TAC," ujar Ismail kepada wartawan ABC Australia Sastra Wijaya dalam percakapan hari Selasa (3/12/2018) di salah satu hotel di Melbourne.
Ayah dari dua anak laki-laki tersebut sekarang memiliki usaha cuci mobil di kota tempat tinggalnya, Muara Dua, di Sumatera Selatan, sekitar enam jam perjalanan darat dari Palembang.
"Usaha itu saya beli dari paman sendiri, dari dana yang saya terima dari TAC tahun lalu," katanya lagi.
TAC adalah lembaga yang didirikan pemerintah Australia untuk menangani masalah yang berkenaan dengan transportasi termasuk mengurusi mereka yang terkena kecelakaan.
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan