Ismail Marzuki Masih Bersyukur Atas Musibah Amputasi Kaki di Melbourne

Salah satu keunikan dari kasus Ismail adalah ketika dia mengalami kecelakaan, dia belum pernah tinggal di Australia sama sekali.
Dia dalam perjalanan transit, dan hanya berada di wilayah Australia selama beberapa jam. Namun karena kecerobohan supir taksi tersebut terjadi di Australia, bukan karena kesalahan Ismail maka dia berhak mendapat kompensasi.
"Tahun lalu atas saran dari pengacara, saya menerima tawaran kompensasi yang diajukan TAC," katanya.
"Semula saya bermaksud membawa kasus ini ke pengadilan. Namun menurut pengacara, hal terbaik adalah jangan membawanya ke pengadilan karena di pengadilan tuntutan saya belum tentu dimenangkan," tambahnya.

Ismail akhirnya mendapat kompensasi dalam jumlah yang cukup untuk bisa menghidupi keluarganya seumur hidup, bila uang digunakan dengan hati-hati.
"Alhamdulilah, sebagian uangnya saya belikan usaha cuci mobil itu," katanya.
"Sekarang saya mempekerjakan 6 orang, dua di antara pegawai saya itu tidak memiliki orangtua lagi," tambahnya.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia