Ismail Marzuki Masih Bersyukur Atas Musibah Amputasi Kaki di Melbourne

"Saya juga bisa membiayai kedua orangtua dan kedua mertua saya pergi umroh," kata Ismail.
Setelah kecelakaan dan mendapatkan kompensasi, Ismail memutuskan untuk menggunakan apa yang dimiliknya untuk membantu orang lain.
"Semua pegawai saya tinggal di rumah bersama-sama. Istilahnya orang Palembang, kalau saya makan ayam, mereka juga makan ayam. Kalau saya makan garam, mereka juga makan garam," tuturnya.
"Jadi saya bersyukur, dari apa yang saya alami sekarang saya bertekad di sisa masa hidup saya untuk membantu yang lain," katanya.
Banyak orang yang membantu
Setelah peristiwa nahas tersebut, Ismail menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Melbourne. Sampai sekarang dia sudah bolak-balik delapan kali mengunjungi Australia, baik untuk urusan kesehatan maupun urusan kompensasi atas kecelakaan itu.
Ismail mengaku merasa beruntung bahwa dalam perjalanan itu dia mendapat bantuan dari berbagai pihak.
"Saya mendapat bantuan dari seorang wanita asal Singapura di Melbourne yang membantu mengenalkan kepada pengacara Henry Carus, yang sampai sekarang mengurus masalah yang saya hadapi," katanya.
Karena keterbatasan Bahasa Inggrisnya, Ismail yang lulusan SMA ini mendapat bantuan seorang warga Indonesia yang bekerja di kantor pengacara Henry Carus, Eliza Tan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia