Israel Anggap Hamas Lebih Jahat dari ISIS, Wajib Dimusnahkan!
jpnn.com, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin partai oposisi Benny Gantz telah sepakat untuk membentuk pemerintahan darurat di tengah krisis akibar serangan brutal Hamas yang menewaskan lebih dari seribu orang akhir pekan lalu.
Pemerintahan baru yang terdiri dari dua pemimpin dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant ini berfungsi sebagai komando tertinggi dalam perang melawan kelompok bersenjata Palestina di Gaza.
Netanyahu dalam pernyataannya yang disiarkan televisi mengungkapkan bahwa dirinya dan Gantz telah mengesampingkan perbedaan demi negara.
"Karena nasib negara kita sedang dipertaruhkan. Kita memerangi musuh yang kejam, lebih buruk dari ISIS,” kata Netanyahu bersama Gantz dan Gallant, Rabu (11/12).
Menteri Pertahanan Gallant mengatakan: "Kami akan menghapus apa yang disebut Hamas, ISIS-Gaza, dari muka bumi. Ia tidak akan ada lagi."
Gantz, mantan kepala pertahanan dan jenderal Israel, mengatakan ini adalah waktu untuk bersatu dan menang. “Ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Sekarang adalah waktu untuk perang,” katanya.
Selama pertempuran dengan Hamas di Gaza, pemerintah darurat tidak akan mengambil kebijakan atau undang-undang apa pun yang tidak terkait dengan operasi tersebut.
Pemimpin oposisi Yair Lapid diperkirakan tidak akan bergabung dengan pemerintahan darurat pada tahap ini.
Israel kini berada di bawah kendali pemerintahan darurat yang tujuan utamanya adalah memusnahkan Hamas dari muka bumi
- Hamas Siap Berdialog dengan Utusan Donald Trump demi Gaza, Ini Syaratnya
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza
- IMLA Meragukan Komitmen Netanyahu soal Gencatan Senjata di Gaza
- Indonesia Dinilai Cocok Jadi Penampungan Warga Gaza, Kemlu Cuma Merespons Begini
- Trump Segera Berkuasa, Timnya Pertimbangkan Indonesia Jadi Tujuan Relokasi Warga Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hamas Setuju Gencatan Senjata