Israel Bisa Jadi Solusi Ketergantungan Eropa kepada Rusia
jpnn.com, YERUSALEM - Uni Eropa (EU) meminta Israel membantu mengurangi ketergantungan energi blok itu pada Rusia, menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
"Kami ingin meningkatkan kerja sama energi kami dengan Israel," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett di Yerusalem, Selasa (14/6).
Menurut von der Leyen, EU adalah "klien terbesar dan terpenting" Rusia dalam pasokan energi, tetapi invasi tersebut telah mendorong EU untuk menjauh dari bahan bakar fosil Moskow termasuk dengan meningkatkan impor gas alam dari Mediterania timur.
Sebanyak 27 negara EU, Israel, dan Mesir akan menandatangani nota kesepahaman pada Rabu, kata von der Leyen.
Ia mengatakan Israel akan mengekspor gas alam dalam pipa ke Mesir, yang kemudian akan diubah menjadi gas alam cair (LNG ) dan dikirim ke negara-negara anggota EU.
"Bagi kami, sangat penting dan saya sangat bersyukur bahwa kami sekarang mendiskusikan proyek menarik ini bahwa Anda bersedia meningkatkan pengiriman gas ke Uni Eropa melalui Mesir," ujar dia.
Menteri Energi Israel Karin Elharrar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia menuju ke Kairo dalam persiapan untuk penandatanganan perjanjian Israel-Uni Eropa-Mesir.
Bennett menyambut baik apa yang disebutnya jalur yang sangat kuat dan positif dalam hubungan Israel dengan EU, dengan melonjaknya perdagangan, inovasi, serta kerja sama ekonomi.
Eropa sampai sekarang belum menemukan cara efektif untuk melepas ketergantungan kepada Rusia. Mungkinkah Israel solusinya?
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Erling Haaland cs Menolak Tanding Lawan Israel
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- 26 Kontainer Bantuan Kemanusiaan RI untuk Palestina Tertahan di Rafah
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata