Israel Deportasi Semua Relawan
10 WNI Tiba di Yordania, Dua Lainnya Luka Parah di RS
Kamis, 03 Juni 2010 – 06:21 WIB
SBY menginstruksikan Dubes Indonesia untuk Yordania, Zainulbahar Noor, supaya menangani 10 WNI tersebut dengan baik, hingga kembali ke tanah air. SBY juga meminta dua WNI yang terluka di Israel mendapat perawatan dan pengobatan terbaik. "Saudara tahu, kita tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Karena itu, kita meminta bantuan pemerintah Yordania yang telah bekerjasama baik dengan kita," kata SBY kemarin sore.
Dua WNI yang terluka itu diharapkan segera dapat dievakuasi ke rumah sakit Yordania. Mereka adalah Okvianto Baharudin dari KISPA, serta Surya Fahrizal, reporter majalah Suara Hidayatullah. Keduanya dirawat di London Hospital, Haifa, Israel, karena mengalami luka cukup parah.
Kemarin, SBY sendiri sempat dua kali memberikan keterangan kepada pers, tentang perkembangan penanganan WNI yang disergap tentara Israel di perairan Mediterania saat menumpang kapal Mavi Marmara itu. "Yang seorang tertembak pada bagian kaki dan tangan. Jadi, termasuk luka berat. Satu orang lagi tertembak di bagian dada. Itu juga luka berat," tutur SBY.
:TERKAIT Indonesia, ungkap SBY pula, juga akan menggalang dukungan internasional untuk menuntut agar Israel menghentikan pembangunan pemukiman baru di wilayah Palestina. RI juga mendorong negara-negara lain mendesak Israel menghentikan serangan militer atas Palestina, serta kembali ke meja perundingan. "Ini diplomasi yang terus kita jalankan pada tingkat global," terang SBY.
KECAMAN seluruh dunia terhadap Israel membawa hasil. Selang sehari setelah Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan pernyataan keras atas serangan terhadap
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan