ISST UT Angkat Isu Sustainable, Bagaimana Tren Kemasan Makanan Cerdas Berkelanjutan?
Kemasan plastik mulai ditinggalkan dan menggunakan sumber daya lokal.
"Kemasan itu sangat penting. Makanan sederhana, tetapi jika dikemas apik, maka nilai ekonominya tinggi," kata Dr. Subekti Nurmawati.
Dia mencontohkan, tiwul di Gunung Kidul kalau dijual di pasar dengan kondisi seperti itu tidak menarik.
Namun, jika dikemas bagus lebih prestise dan ramah lingkungan.
Jadi, lanjutnya, tren kemasan cerdas itu lebih ramah lingkungan bukan lagi plastik.
Bahannya bisa dari singkong atau daur ulang kayu, kulit jeruk.
Seminar ini mengundang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia H. Sandiaga Salahuddin Uno dan Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si.
Seminar ini dibuka oleh Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat, Ph.D, yang pada sambutannya menyampaikan apresiasi kepada FST atas terselenggaranya ISST.
ISST UT angkat isu sustainable, bagaimana tren kemasan makanan cerdas berkelanjutan?
- Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar, Yayan: Hadiahnya Luar Biasa, ya
- Pelindo Terus Bangun Kesadaran Lingkungan di Kawasan Pesisir
- 7 Makanan Ini Bakalan Bikin Berat Badan Ambyar
- Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Saat Musim Hujan dengan Mengonsumsi 7 Makanan Ini
- 9 Makanan yang Aman Dikonsumsi Penderita Penyakit Ginjal
- FL Technics Indonesia Pakai Teknologi Mototok Spacer 8600 NG