Istana Belum Terima Surat Penetapan Tersangka Pimpinan KPK

jpnn.com - JAKARTA - Empat pimpinan KPK disebut-sebut telah menjadi tersangka di Bareskrim Polri. Namun, pihak Istana Negara belum secara resmi mendapatkan laporan itu.
Mensesneg Pratikno mengaku pihaknya baru mendapat surat formal dari Wakapolri Komjen Badrodin Haiti terkait status dari Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Sedangkan tiga lainnya belum ada laporan resmi.
"Yang jelas kan kami menunggu surat formal. Yang sudah sampai kita terima adalah yang menceritakan kronologi Bambang Widjojanto menjadi tersangka. Itu yang sekarang sedang kita olah, kita teliti oleh deputi SDM kita," ujar Pratikno di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/2).
Termasuk soal sprindik atas kasus Ketua KPK Abraham Samad, Pratikno tegaskan, belum diterima pihak istana.
Tak hanya itu, sambungnya, surat pengunduran diri Bambang yang sudah diperdebatkan sejak pekan lalu, ujarnya, belum pula mampir ke meja Setneg.
Oleh karena itu, kata dia, belum ada Keppres untuk jabatan Bambang saat ini. "Yang sudah masuk ke istana adalah kronologi penetapannya saja. Deputi SDM sedang mengecek apakah itu bisa dijadikan basis untuk diterbitkannya Keppres," tandas Pratikno. (flo/jpnn)
JAKARTA - Empat pimpinan KPK disebut-sebut telah menjadi tersangka di Bareskrim Polri. Namun, pihak Istana Negara belum secara resmi mendapatkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hari Kelima Ikuti Retret, Ahmad Luthfi Tekankan Pentingnya Kebersamaan dalam Membangun Daerah
- KPK Panggil Ketum PP Japto dan Ahmad Ali sebagai Saksi Kasus TPPU Rita Widyasari
- Banyak Penyelenggara MICE Batalkan Acara di JCC, Ini Alasannya
- Petrokimia Gresik Pertahankan Proper Emas Kementerian Lingkungan Hidup Selama 4 Tahun
- Regulasi THR Bagi Mitra Pengemudi Online Dinilai Menghambat Pertumbuhan Industri
- Usut Kasus Pajak, KPK Periksa Pihak Matahari Store hingga BPR Cita Makmur Lestari