Istana Diingatkan Tak Dukung Pencatut Nama Presiden

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Andalas Pangi Syarwi Chaniago menilai akan sangat ironis jika isu Istana mendukung Setya Novanto dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar di Bali ternyata benar adanya. Pasalnya, Novanto harusnya adalah calon yang paling tidak layak mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo.
“Tampaknya tidak pantas bila benar Presiden Jokowi mendukung Setya yang pernah diduga mencatut namanya untuk membeli saham PT Freeport Indonesia,” kata Pangi lewat pesan singkatnya, Selasa (10/5).
Menurutnya menjadi tanda tanya besar bila benar isu yang menyebut pihak Istana mendukung Novanto yang pernah terlibat kasus "Papa Minta Saham" untuk memimpin Golkar. “Memang menjadi tanda tanya besar, tapi itulah politik, semua bisa terjadi. Kita tidak pernah tahu ada ‘deal’ tertentu antara pemerintah dengan Novanto jika dirinya terpilih menjadi ketua umum Golkar,” ujarnya.
Pengamat yang akrab disapa Ipang ini menjelaskan sekarang memang banyak partai yang mendekati Presiden Jokowi. Golkar termasuk salah satunya. Karena memang selama ini partai berlambang pohon beringin tersebut dekat dengan partai penguasa.
Namun, lanjutnya, pemerintah juga harus berhati-hati dalam memberi dukungan kepada caketum Golkar karena akan menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat. “Saya kira masih banyak calon lain yang tidak memiliki masalah hukum dan memiliki rekam jejak yang baik, tapi jika pemerintah tetap mendukung Setya ya kita tidak akan pernah tahu ada kesepakatan apa antara mereka,” ucapnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lemkapi Minta Pertemuan Sespimmen dengan Jokowi Tak Dipolitisasi
- Billy Mambrasar Tepis Isu Yayasannya Dapat Kemudahan Menggarap Program MBG
- Paula Verhoeven Bakal Ajukan Banding? Kuasa Hukum Bilang Begini
- Honorer Kesulitan Cetak Kartu Ujian PPPK Tahap 2, Kepala BKN Beri 3 Solusi
- Rayakan Hari Kartini, J99 Corp Komitmen Berdayakan Perempuan
- Ketua MUI Prof Niam Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya Pemimpin Katolik Paus Fransiskus