Istana Lambat Kirim Surpres, Jenderal Andika Jangan Senang Dulu
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat militer Anton Aliabbas menyebut lamanya Istana mengirimkan Surpres tentang pergantian Panglima TNI tidak bisa dimaknai pemerintah era Joko Widodo atau Jokowi berupaya memperpanjang masa jabatan petinggi militer di Indonesia.
"Tidak otomatis menunjukkan gelagat perpanjangan masa pensiun Andika Perkasa," kata dia melalui keterangan persnya, Jumat (18/11).
Sebab, kata Anton, Jokowi punya pengalaman menunjuk Panglima TNI jelang pejabat sebelumnya memasuki usia pensiun.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) itu kemudian menyebut Jokowi selama menjabat Presiden RI sudah menunjuk tiga Jenderal sebagai Panglima TNI.
Dua kali Jokowi mengajukan surpres ke DPR satu bulan sebelum Panglima TNI genap berusia 58 tahun.
Hal tersebut, kata Anton, terjadi saat Jokowi menunjuk Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI dan mempercayakan Hadi Tjahjanto menggantikan Gatot.
"Sementara itu, saat Andika Perkasa menggantikan Hadi Tjahjanto, surpres dikirimkan hanya lima hari sebelum Hadi genap berusia 58 tahun," kata dia.
Dia mengatakan Jokowi pada dasarnya berhati-hati menunjuk seseorang pejabat tinggi di militer menjadi Panglima TNI apabila melihat pola sebelumnya.
Pengamat militer Anton Aliabbas menilai Presiden Joko Widodo memang tidak terburu-buru mencari suksesor Panglima TNI
- 4000 Prajurit TNI Terlibat Judi Online Selama 2024
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi
- Sepakat dengan Menhut, Panglima TNI Siap Kerahkan Personel Jaga Hutan
- Prabowo dan Jokowi Bertemu di Surakarta, Lalu Makan ke Angkringan
- Akbar Yanuar
- Istana Tegaskan Mayor Teddy tidak Perlu Mundur dari TNI