Istana Tak Mau Terpengaruh Politik Gaduh
Selasa, 04 Desember 2012 – 21:21 WIB

Istana Tak Mau Terpengaruh Politik Gaduh
"Akibatnya semua pihak merasa paling memiliki hak mengatur negara dan ingin eksis guna menunjukkan kekuatannya. Ditambah dengan adanya iklim kebebasan sekarang ini, parade aksistensi tersebut justru mengarah pada show of power dan kurang mengabaikan pentingnya soliditas," ulasnya.
Karenanya Yani yang juga alumnus IAIN Sunan Ampel itu berharap pemaknaan terhadap reformasi tidak hanya sekedar perubahan karena pergantian rezim. "Kita memaknai reformasi jangan hanya dilihat sebagai perubahan, tetapi juga adanya change and continuity sekaligus. Jika hanya mengakomodir perubahan tanpa memikirkan keberlanjutan, maka yang terjadi hanyalah kegaduhan seperti saat ini," tegasnya.
Sementara Zaenal A Budiyono yang menulis buku "Memimpin di Era Politik Gaduh" mengungkapkan, Indonesia merupakan contoh anomali karena kegaduhan politik justru muncul ketika kondisi stabil. Menurutnya, teori politik konflik tajam antarkelompok politik terjadi bila pemerintah telah gagal melakukan pembangunan
"Sementara yang terjadi di Indonesia sejauh ini menggambarkan kita justru berada pada posisi yang cukup baik dan stabil. Kita bisa melihat sejumlah data yang menunjukkan pembangunan bangsa ini on the right track," katanya.
SURABAYA - Istana mengeluhkan kegaduhan politik akibat gesekan antarlembaga politik. Staf khusus Presiden, A Yani Basuki menyatakan, harus jujur
BERITA TERKAIT
- GP Ansor Gaungkan Patriot Ketahanan Pangan Menjelang Puncak Harlah Ke-91
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun
- Setiawan Ichlas Hadirkan Ustaz Adi Hidayat di Tabligh Akbar di Palembang
- Gegara Panggilan Sidang Tak Sampai Alamat, Tergugat Datangi Kantor Pos di Jambi