Istana Tidak Ingin Kematian Ratusan Petugas KPPS jadi Bola Liar
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan tidak ingin kematian ratusan petugas KPPS yang sudah bekerja keras mengawal pesta demokrasi diwarnai isu macam-macam.
Ditegaskan Moeldoko, penjelasan awal dari Menteri Kesehatan Nila F Moeloek sudah cukup gamblang mengenai penyebab meninggalnya ratusan pejuang demokrasi tersebut.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat berpikir jernih bahwa setiap pekerjaan ada risikonya.
BACA JUGA: Akan Ada Autopsi Verbal untuk Ungkap Sebab Petugas KPPS Meninggal
"Sekali lagi saya berharap, tidak berkembang menjadi bola liar. Seolah ada racun, tetekbengek, ini sudah berfikir yang sesat ini. Tidak ada. Harus kita jelaskan cukup gamblang kepada masyarakat, agar masyarakat tidak tanda tanya kondisinya seperti apa," ucap Moeldoko.
Hal itu disampaikan mantan Panglima TNI usai memberikan keterangan pers terkait meningalnya ratusan petugas KPPS selama Pemilu 2019 dan langkah-langkah yang telah dan akan diambil. Saat itu hadir Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Mendagri Tjahjo Kumolo dan perwakilan KPU.
"Tadi sebuah penjelasan yang sangat konkret dan komprehensif sudah disampaikan. Ini memang kita harus berusaha perbaiki dari waktu ke waktu, dari rapat tadi juga saya memberikan rekomendasi kepada KPU agar ke depan persoalan medis supaya dikedepankan," katanya.
BACA JUGA: Ratusan Anggota KPPS Meninggal, Menkes Klaim Punya Data Audit Medis
Moeldoko meminta jangan semua masalah dilarikan ke politik. Terlebih keluarga petugas KPPS yang meninggal sudah mengikhlaskan keluarga mereka bekerja dengan sukarela.
- Sebegini Petugas KPPS yang Wafat pada Pilkada Serentak 2024
- Platform MDI Resmi Meluncur, Moeldoko: Jangan jadi Pemain Tanah Abang Terus
- Moeldoko: Kami Tidak Mendukung Mobil Hybrid dapat Subsidi, ya
- Tegas! Moeldoko Dukung Pemerintah Tidak Memberi Insentif Mobil Hybrid
- Simposium Internasional XVI PPI Dunia di Budapest Resmi Dibuka, Bahas Sejumlah Hal Penting
- Pesan Moeldoko untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta