Isteri Hakeem AlAraibi Surati PM Thailand Minta Suaminya Dibebaskan
"Saya memahami keprihatinan semua pihak, kami sedang dalam proses mengeksplorasi solusi," kata Jenderal Prayut, menurut surat kabar The Nation.
Thailand ingin bahas dengan Australia dan Bahrain
Pemimpin Thailand ini memiliki kekuatan yang signifikan, khususnya Pasal 44 - juga dikenal sebagai hukum diktator - yang telah ia gunakan untuk mendorong puluhan perubahan hukum, proyek baru dan perintah lainnya.
Menteri Luar Negeri Thailand menekankan perlunya pembicaraan antara negara-negara yang menginginkan pemain berusia 25 tahun itu.
"Apa yang saya lihat sebagai cara yang paling tepat [solusi dari masalah ini] adalah Australia dan Bahrain memulai dialog [tentang kasus ini]," kata Menteri Luar Negeri Don Pramudwinai, seperti dikutip oleh The Bangkok Post.
"Thailand telah memberi tahu mereka bahwa jika mereka masih memiliki hubungan baik, silakan berbicara satu sama lain dan itu akan menjadi solusi terbaik."
Sementara itu disaat desakan internasional mendapatkan dukungan kuat - khususnya di antara komunitas sepakbola global – yang mendesak Thailand untuk memenuhi komitmennya baru-baru ini untuk mengubah cara memperlakukan para pengungsi dan pencari suaka.
Istri Hakeem Alraibi menyandingkan kasus suaminya dengan kasus permohonan suaka yang menjadi sorotan media dari seorang remaja Saudi yang membarikade dirinya di kamar hotel bandara Bangkok awal Januari.
"Saya melihat posisi terpuji Thailand sehubungan dengan kasus baru-baru ini dan serupa yang dialami Rahaf Mohammed, yang melarikan diri dari Arab Saudi dan tiba di Thailand," tulisnya.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan