Istighotsah Baru Selesai, Kelud Langsung Meletus

Istighotsah Baru Selesai, Kelud Langsung Meletus
Warga Dusun Sugih Waras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri mengungsi untuk menghindari ancaman Gunung Kelud. Foto: Dite Surendra/Jawa Pos

”Sama sekali kami belum diajari bagaimana cara cepat menghindari bahaya gunung meletus. Yang diajarkan malah menyelamatkan ternak dulu. Saya sudah protes, tapi tetap tidak diajarkan sampai Kelud benar-benar meletus,” kata pria 33 tahun itu.

Akibatnya, saat erupsi terjadi, Gunawan cukup pontang-panting.”Saat musibah terjadi, dia tak mengetahui secara pasti ke mana orang tua dan mertuanya menyelamatkan diri. Karena itu, ketika Kelud meletus, yang ada di pikirannya hanya kekalutan.

”Saya maunya menyelamatkan diri. Tapi, saya juga kepikiran ibu dan bapak saya,” ungkapnya.

Baru esok paginya, Gunawan mengetahui bahwa kedua orang tua dan mertuanya sudah mengungsi di Balai Desa Tawang. Sebelum menemukan keduanya, bapak dua anak itu sempat mencari di beberapa tempat pengungsian yang lain seperti Balai Desa Wates dan SMK Merak yang juga di Kecamatan Ngancar.

”Barulah esok paginya saya ketemu mereka. Lega rasanya,” kata dia.

Setelah lega bertemu orang tua dan mertua, Gunawan ganti kepikiran dengan sejumlah kambing peliharaannya yang ditinggalkan. “Saat saya mengungsi, kambing-kambing itu saya lepas. Biar mereka bisa mencari makan sendiri,” ucapnya.

Warga lain yang juga kepikiran nasib ternaknya adalah Edwi Joko Santoso. Saat meninggalkan rumah, Edwi membiarkan tiga sapinya tetap di kandang. Bukan hanya itu. Edwi harus merelakan mimpinya bisa memanen kebun nanasnya tiga bulan lagi.

”Tapi sudahlah, yang penting saya dan anak-anak selamat,” ungkapnya.

Di antara ribuan warga Kediri yang menjadi korban langsung erupsi Gunung Kelud, keselamatan jiwa warga Desa Sugih Waras di Kecamatan Ngancar termasuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News