Istri Akbar Bukukan Sejarah Bisnis Gula

Istri Akbar Bukukan Sejarah Bisnis Gula
Istri Akbar Bukukan Sejarah Bisnis Gula
Bahkan Nina menyebut keberadaan Het Proefstation Oost Java yang kini bernama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan sejak 1887, pernah menjadikan Jawa sebagai kiblat industri gula dunia. "Juga karena gula Kota Pasuruan dan Probolinggo pernah berada dibawah kekuasaan dua bersaudara keturunan Tionghoa Han Chan Piet dan Han Ki Ko. Dua kota itu dijadikannya sebagai melting pot antar-budaya," ulasnya.

Selain itu, dari penelusuran dalam rangka penulisan buku yang akan diluncurkan 11 April mendatang di Jakarta terungkap pula bahwa gula juga merupakan salah satu tambang emas "keuangan kerajaan Belanda" sebelum depresi ekonomi pada dasawarsa 30-an. Pusat perdagangan gula saat itu berada di Surabaya di sekitar Willemskade atau de Roode Brug (Jembatan Merah).

"Raksasa gula masa lalu seperti Handelsvereeniging Amsterdam (HVA), International Crediet en Handelsvereeniging Rotterdam (Internatio), Koloniale Bank dan Nederlandsche Indie Landbouw Maatschappij (NILM) memiliki kantor di sekitar Jembatan Merah. Salah satu yang masih terawat adalah gedung HVA yang sekarang menjadi Kantor Pusat PT (Persero) Perkebunan Nusantara XI," imbuh Nina, yang juga Ketua Umum Yayasan Warna-Warni itu.

Warisan budaya yang tak ternilai ini, menurut Nina, sangat berpotensi dijadikan sebagai atraksi wisata alternatif. Yang penting kita harus menjaga, merawat dan memberdayakan aset berharga itu. "Atas alasan itulah kami di Yayasan Warna-Warni bekerja keras menerbitkan buku "Jejak Gula" itu," tegasnya. (fas/jpnn)

JAKARTA - Gula dikenal sebagai komoditas strategis yang memberi sumbangan besar terhadap kemakmuran bangsa Belanda di masa silam. Tidak salah bila


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News