Istri Dubes RI Untuk Brasil Sakit, Pilih Berobat di Surabaya
Lebih Nyaman, Yakin Dokter Indonesia Tak Kalah Hebat
Menurut pria asal Wates, Kulonprogo, Jogjakarta, itu, istrinya diketahui mengalami sakit jantung ketika Agustus lalu mengikuti gerak jalan untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia di Kedubes RI di Brasilia, ibu kota Brasil. Gerak jalan tersebut diikuti sekitar 300 warga Indonesia yang tinggal di Brasilia. Selain gerak jalan, diadakan aneka lomba Agustusan yang meriah.
Tak disangka, di tengah perjalanan, Tripangestuti tampak kelelahan. Napasnya mulai tak teratur. Tubuhnya gemetar-lemas dan keluar keringat dingin. Istri Dubes itu lantas keluar dari barisan. ”Gerak jalan di sekitar taman kota itu memutar empat kali. Tapi, ibu sudah tidak kuat di putaran pertama. Katanya sangat capek. Tubuhnya juga lemas,” cerita Sudaryomo.
Dengan sigap Sudaryomo langsung membopong sang istri untuk menepi. Mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan mengelilingi taman kota pagi itu. ”Ibu merasakan punggungnya pegal. Napasnya juga ngos-ngosan kalau diajak jalan atau menanjak,” tambahnya.
Berselang seminggu, Sudaryomo memeriksakan istrinya ke dokter. Apalagi, keluhan sakitnya makin menjadi. Terutama di punggung. Bukan hanya itu, tiba-tiba dia juga merasakan sakit gigi yang tak terkira. Maka, Tripangestuti pun menjalani checkup untuk mengetahui penyakit yang diderita.
Berdasar hasil pemeriksaan dokter ahli di RS Internasional Brasil, perempuan kelahiran Madiun yang dibesarkan di Bogor tersebut didiagnosis menderita sakit jantung. Hasil echocardiography menemukan adanya sumbatan-sumbatan di pembuluh darahnya.
Seolah tak percaya, Sudaryomo melanjutkan memeriksakan kondisi istrinya. Pasalnya, selama ini Tripangestuti tidak pernah mengeluhkan jantungnya sakit. ”Kata dokter (penyakit) ini berbahaya. Dan harus dioperasi,” papar Sudaryomo menirukan diagnosis dokter di Brasil.
Hasil pemeriksaan jantung itu begitu serius. Sampai-sampai Tripangestuti ”dicekal”, tidak boleh bepergian ke luar negeri. Sebab, sakit jantungnya bisa sewaktu-waktu kambuh.
Meski begitu, Sudaryomo tidak mau tinggal diam. Dia ingin istrinya cepat tertangani. Saat itulah dia teringat kawan lamanya, dr Yan Sembiring, ahli toraks kardiovaskuler dari RSUD dr Soetomo. Dia bertemu Yan saat menjabat Konjen RI di Sidney pada 2007. ”Saya langsung ingat Yan. Dulu kami akrab saat dia sekolah di Australia,” paparnya.
Sebagai wakil Pemerintah Indonesia di Brasil, Sudaryomo Hartosudarmo sesungguhnya punya banyak fasilitas nomor satu. Termasuk bila harus mengobatkan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang