Istri Mardani Maming Bakal Dicecar soal Jam Tangan Mewah Rp 1,95 Miliar
jpnn.com, BANJARMASIN - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berencana menghadirkan istri mantan Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming, terdakwa perkara dugaan korupsi izin usaha pertambangan.
Istri Mardani bakal dicecar jaksa untuk menggali keterangan yang bersangkutan terkait pembelian jam tangan mewah Richard Mille.
"Nantinya digali keterangan terkait jam tangan seharga Rp 1,95 miliar yang pernah dipesan terdakwa," kata Budhi Sarumpaet, di Banjarmasin, Rabu (14/12).
Budhi menyebut keterangan saksi diperlukan untuk mengungkap apakah jam tangan mewah itu diberikan kepada istri terdakwa atau tidak.
Pada sidang sebelumnya terungkap jam tangan wanita merek Richard Mille tipe RM 07-01 White Gold, dipesan terdakwa kepada salah seorang pengusaha jam tangan di Mall Grand Indonesia pada 2017.
Walakin, pembayaran transaksi pembelian jam tangan itu bukan dilakukan oleh terdakwa sendiri, melainkan oleh Direktur Utama PT Prolindo Cipta Nusantara (PCN) saat itu Henry Soetio.
JPU KPK juga bakal menghadirkan tiga saksi ahli dalam persidangan yang dipimpin ketua majelis hakim Heru Kuntjoro nantinya, yaitu ahli korporasi, kontrak kerja, dan pertambangan.
JPU sebelumnya mendakwa Mardani Maming telah menerima suap atau gratifikasi lebih dari Rp 100 miliar dari Henry Soetio atas jasanya meneken Surat Keputusan Bupati Tanah Bumbu Nomor 296 tahun 2011.
Istri Mardani Maning bakal dicecar JPU KPK terkait pembelian jam tangan mewah Richard Mille seharga Rp 1,95 miliar yang dibayari pengusaha.
- Hasto jadi Tersangka, Ronny Mengonfirmasi Keterangan Bu Mega
- 5 Berita Terpopuler: Cek Fakta, Benarkah Honorer Diangkat PPPK Paruh Waktu Secara Otomatis? Begini Penjelasannya
- KPK Sengaja Tetapkan Hasto Tersangka Setelah Jokowi Lengser, Begini Analisis IPW
- Konon, Hasto Jadi Tersangka Akibat Kritis Terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan era Jokowi
- KPK Menetapkan Hasto Sebagai Tersangka, Ronny PDIP Menduga Ada Upaya Kriminalisasi
- PDIP Anggap Kasus yang Menjerat Hasto Sebagai Teror Politik